• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Syu’bah Asa

Puisi: Magrib Tiba di Pintu Sorga – Syu’bah Asa (1941-2010)

Posted on 7 April 20197 April 2019 by Editor

Syu’bah Asa (1941-2010) Magrib Tiba di Pintu Sorga Magrib sudah tiba di pintu sorga Di batang nyiur antara langit dan celah bambu Kelam membangun sebuah beranda Ketika kentong dipalu dan […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Syu'bah Asa Leave a comment

Puisi: 1963 – Syu’bah Asa (1941-2010)

Posted on 7 April 20197 April 2019 by Editor

Syu’bah Asa (1941-2010) 1963 Apakah hidup itu Tuhan, bila kisaran terus berulang? Di luar, di tanjung-tanjung dilembur pasang Mendesau gletsyer di pantai Skotland Hangus bulan menggigil-gigil bukit pasir Berkeping rontok […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Syu'bah Asa Leave a comment

Puisi: Lorelei Bernyanyi di Seine – Syu’bah Asa (1941-2010)

Posted on 7 April 20197 April 2019 by Editor

Syu’bah Asa (1941-2010) Lorelei Bernyanyi di Seine Lorelei bernyanyi di Seine memandang Seine dari karang Perahu menghindar pelahan-lahan Gaunnya yang putih, Lorelei diterbangkan angin rambutmu tergerai kala senja jatuh di […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Syu'bah Asa Leave a comment

Puisi: Makhluk Begitu Mungil – Syu’bah Asa (1941-2010)

Posted on 7 April 20197 April 2019 by Editor

Syu’bah Asa (1941-2010) Makhluk Begitu Mungil Makhluk begitu mungil disebut perempuan Bergelung di kakiku dengan tubuhnya telanjang Sudah kubuka untuknya berbagai pintu dalam geliat dan menggelinjang Bergantung di kakiku sedang […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Syu'bah Asa Leave a comment

Puisi: Tentang Menulis Sajak – Syu’bah Asa (1941-2010)

Posted on 7 April 20197 April 2019 by Editor

Syu’bah Asa (1941-2010) Tentang Menulis Sajak Ingin aku menulis sajak Sebab Taufiq sudah membuat banyak Ia bacakan di depan orang beramai-ramai Sedang aku di sudut terhenyak Bila aku menulis sajak […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Syu'bah Asa Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani