Jamal T Suryanata (l. 1966)
Sajak Orang-orang di Sebuah Ruang-Waktu
tak tahu basah itu telah kembali kepada hujan
karenanya kusinggung sedikit lagi tentang cahaya
lalu dari suatu keraguan muncul seribu lagi
di mana siang kemarin tempatnya begadang
atau di mana malam sering tidur kesiangan
tetapi selalu saja siang terbuai mimpi di kaki lima
bersama sosok orang-orang yang tak pernah punya nama
dan aku sendiri tersandar di dinding-dinding mereka
mereka yang tersebut sebagai “kami” tanpa ruang-waktu
meski gemetar di atas keterbelahan hiroshima-nagasaki
orang-orang sembahyang dalam larik puisinya sendiri
terasa asing aku membaca menara-menara masjid dan gereja
yang tergelar di lembar pertama sebuah tabloid ibukota
sedang manusia di dalamnya hanya memahat kepurbaan
dalam gemuruh potret adam dan ketelanjangan hawa
dia yang menelanjangi dunia atas wajah yang kian renta
lihatlah bagaimana kuda pun telanjang di papan catur
orang-orang pun lelah menggotong wajah tak bernama
yang juga ada karena keberadaan tak sengaja
maka kemustahilan itu menggantung di cakrawala
orang-orang yang mempertanyakan gema sepantun puisi
engkaukah itu yang tak memiliki ruang dan waktu?
sedang “kami” selalu memburu diri sendiri
1990
Sumber: Sajak Sepanjang Trotoar (Tahura Media; Banjarmasin; Cet. I, 2015)