• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Jamal T Suryanata

Puisi: Sajak – Jamal T Suryanata (l. 1966)

Posted on 13 Mei 2018 by Editor

Jamal T Suryanata (l. 1966) Sajak jika ada cahaya pagi yang bergetar sebelum senja pastilah sejengkal kalimat tengah menerbangkan dunia ketiadaan makna adalah kemarau sepanjang tahun yang mengering bila kedalaman […]

Posted in Puisi Tagged Jamal T Suryanata, Puisi Leave a comment

Puisi: Pada Akhirnya – Jamal T Suryanata (l. 1966)

Posted on 18 Maret 2018 by Editor

Jamal T. Suryanata (l. 1966) Pada Akhirnya akhirnya kita tinggalkan pantai itu dengan diam yang menghapus peristiwa tanpa jejak tanpa segores sejarah ada yang tetap tersembunyi di situ bait-bait puisimu […]

Posted in Puisi Tagged Jamal T Suryanata, Puisi Leave a comment

Puisi: Sungai Martapura – Jamal T Suryanata (l. 1966)

Posted on 18 Maret 2018 by Editor

Jamal T Suryanata (l. 1966) Sungai Martapura memandang lama-lama riak sungai di ujung senja serasa bersitatap dengan wajah sendiri dalam seribu cermin menekuri jejak perjalanan antara kekinian dan kesilaman lihatlah […]

Posted in Puisi Tagged Jamal T Suryanata, Puisi Leave a comment

Puisi: Sajak Orang-orang di Sebuah Ruang-Waktu – Jamal T Suryanata (l. 1966)

Posted on 17 Maret 201818 Maret 2018 by Editor

Jamal T Suryanata (l. 1966) Sajak Orang-orang di Sebuah Ruang-Waktu tak tahu basah itu telah kembali kepada hujan karenanya kusinggung sedikit lagi tentang cahaya lalu dari suatu keraguan muncul seribu […]

Posted in Puisi Tagged Jamal T Suryanata, Puisi Leave a comment

Puisi: Sajak Sepanjang Trotoar – Jamal T Suryanata

Posted on 14 Januari 201713 Agustus 2017 by Editor

Jamal T Suryanata /1/ aku diri bagi waktu bersenyawa membentuk ribuan bayang yang berlari cari ke kediaman batu-batu dan pasir cerca alam menderas ke arahku, nyanyi ragaku cinta atas keadaan […]

Posted in Puisi Tagged Jamal T Suryanata, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani