Ibe S. Palogai (l. 1993)
Gembala Perang
– setelah serangan pembuka pasukan Speelman
aku melintasi marabahaya itu
datang kepadamu sebagai gembala perang
tubuhku menyandang pulang cinta yang
terluka
di ladang perang, genderang terus
mengeluarkan
suara dan darah
penambat musuh menjerat angin
perahu mereka ditawan jarak
daratan mulai terlihat dan begitu jauh
tercapai
tetapi peluru pandai berenang dan orangorang
tenggelam
tanpa pamit lambaian tangan ke kampung
halaman
juga ranjang yang kesepian
maut menunggang nasib ke punggung bukit
lenyap dalam liang tempat aku sembunyi
ketika tubuh-tubuh itu ditumbuhi kematian
meriam menciptakan ratusan selamat tinggal
dan tidak satu pun bisa kubalas
aku berjalan tanpa bayang
masih menyandang cinta yang terluka
perang ini hanya memindahkan biduk genang
darah
ke tempat yang mungkin tidak pernah nyata
Sumber: Media Indonesia, Minggu, 28 Mei 2017
