Puisi: Hunderbluss dalam Peti Linguis – May Moon Nasution (l. 1988)

May Moon Nasution (l. 1988)
Hunderbluss dalam Peti Linguis

kita bayangkan perang usai,
hunderbluss pun telah disimpan dalam peti,
tapi masih saja kau bertangas api,
berdiang di balik tembok belingas panas,
sedang kita setanah, dari mata air yang sama
kau kata moyangmu pelaut ulung,
penantang gecak ombak, penakluk jung,
jadi cincu saja kauributkan, seperti kelasi bingung,
kau rebut segala yang bernama layar,
dari New Zealand hingga Madagaskar,
dan mengaku punya bahasa yang agung,
padahal moyangmu pernah tumbang,
takluk di teluk-teluk, limbung di beting-beting,
pada abad kedelapan belas
ada baiknya kita belajar pada jurubatu,
seberapa dalam bahasa ibu, nyanyian panjang itu,
yang pernah mengarung gelombang,
dari laut utara hingga ke selatan,
bahkan orang laut pun akan meragukan,
yang telanjur terusir dari pantai pesisir,
melayarkan mimpi di ujung hari yang getir
kita bayangkan lagi perang usai,
hunderbluss, keris, pedang, perisai,
dan segalanya kita peram dalam peti,
kembanglah layarmu, kita hentikan perahu penjajab perang,
kita tiup nafiri dengan bunyi panjang,
agar abadi segala yang terkenang,
setelah ini, bahasa kita akan abadi tanpa kokang,
mendepangkan dada kita, tanpa sejumput amuk,
dalam bahasa cinta, yang akan terus kita peluk.

Jakarta, 2015

Sumber: Kompas, 4 Oktober 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.