GOL A GONG, sejak 2 Juli lalu memulai tur keliling Jawa, hingga 12 Agustus nanti. Ia bersama keluarganya dan Rumah Dunia menularkan semangat menulis dan kecintaan pada sastra lewat kegiatan “Tur Gempa Literasi Generasi Jaguar”.
Gempa literasi ini secara terus-menerus sejak 2002 digelar di Rumah Dunia. Manfaatnya sudah dirasakan warga belajar yang berdomisili di areal Komunitas Rumah Dunia, mulai dari perubahan pola berpikir dari kebiasaan “dolbon” (modol atau berak di kebun) dan para keluarga yang tidak lagi menyuruh anak-anaknya mengamen atau mengemis di perempatan jalan, tetapi mulai berpikir betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
Lebih luas lagi, masyarakat Banten mulai menyadari, bahwa keterampilan menulis itu sangat penting dimiliki untuk menyebarkan gagasan-gagasan positif. Perubahan mulai dipahami, bahwa itu bisa diawali dari membaca tulisan seseorang.
Gol A Gong adalah nama pena dari Heri Hendrayana Harris adalah legenda bagi pembaca muda setelah ia sukses meramaikan jagat kepenulisan novel di era 80’an akhir sampai pengujung tahun 90’an. Pada saat itu, Gong, lelaki kelahiran Purwakarta 15 Agustus 1963 dari pasangan Harris dan Atisah, membuat sebuah novel legendaris berjudul “Balada Si Roy” yang mampu mendobrak pasar buku di Indonesia pada masanya. Novel itu ternyata juga menginspirasi banyak orang seperti pengakuan penggemarnya, mereka yang tadinya culun menjadi percaya diri, yang semula takut menjadi pemberani.
Bukan hanya “Balada Si Roy”, Gong yang pernah jatuh dari pohon asem saat lomba memanjat bersama temannya dan harus kehilangan tangan kirinya di Serang (Banten), juga banyak menerbitkan sampai ratusan novel yang di antaranya seperti; Bangkok Love Story, Happy Valentine, (Gramedia, 1991), Bangkok Love Story (Gramedia, 1994), Surat (Gramedia, 1994), Tembang Kampung Halaman (Gramedia), Clay (Cakrawala, 2004), Al-Bahri (Syaamil, 2001), Pada-Mu Aku Bersimpuh (Mizan, 2001), Biarkan Aku Jadi Milikmu (Mizan, 2001), Labirin Lazuardi (Tiga Serangkai, 2007), Surat untuk Bapak (Puspswara, 2016) Gelisah Camar Terbang (Gramedia, 2016).
Menggempakan Literasi
Sebagai pengarang dengan setumpuk referensi buku yang telah dibacanya ternyata mampu menumbuhkan jiwa kepedulian dalam diri Gong. Dia menganggap bahwa sebagai seorang penulis buku, tidak cukup hanya berkarya untuk dirinya saja melainkan juga harus bertanggung jawab pada lingkungan di sekitarnya.
Hal itu dibuktikan olehnya dengan mendirikan sebuah komunitas di Serang bernama Rumah Dunia bersama istrinya Tias Tatanka, penyair Toto ST Radik dan Rys Revolta (Almarhum).
Di Rumah Dunia itu pula Gong dan relawan Rumah Dunia merumuskan kegiatan Gempa Literasi. Dimana dalam kegiatan itu, Gong menggagas sebuah kegiatan yang memiliki tujuan untuk mengubah kualitas hidup menjadilebih baik dengan stimulus literasi, yaitu berupa simulasi: 1. Pertunjukkan seni seperti pertunjukkan musik, teater, pembacaan puisi, tari, pameran lukisan dan film; 2. Aneka lomba; melukis, menulis esai-cerpen-puisi-skenario, mural, mendongeng, dll; 3. Peluncuran dan bedah buku; 4. Bazaar buku murah; 5. Hibah buku; 6. Seminar; 7. Perayaan HPI 2017; 8. Pelatihan (membuat buku cerita bergambar dari dus bekas, novel, esai atau puisi); 9. Bazaar buku karya Gol A Gong untuk biaya perjalanan; 10. Diskusi literasi (Tias Tatanka dengan “Literasi yang sehat dari rumah” dan Gabriel Gee dengan “Jadi Kreatif di Abu Dhabi”)
Ketika Gong diamanahi jadi Ketua Umum Pengurus Pusat Forum TBM, Gempa Literasi yang pernah disulutnya sepanjang 2010 – 2015 di antaranya adalah:
1.Tur de Banten (bersama keluarga); 2. Tur de Jabar (bersama relawan Komunitas Rumah Dunia, Esia, dan PW FTBM Jabar); 3. Tur Jawa Tengah (Mobil Peduli Yayasan Tunas Cendekia, relawan Komunitas Rumah Dunia); 4. Tur Borneo (sendirian dan bekerjasama denan PW FTBM); 5. Tur Sumatra; 6. Tur Asia (bersama Tias Tatanka, bekerjasama dengan KBRI, Indo Emirat Arab, Komunitas Indo-Ruwais); 7. Tur Anyer-Panarukan (Mobil Peduli Yayasan Tunas Cendekia, relawan Komunitas Rumah Dunia, Forum TBM, Komuitas Seni).
Kini ritual mudik pun dimanfaatkan oleh Gong untuk menebar virus literasi. Sambil mudik ke Solo, Gong melakukan tur literasi dan melabelinya dengan “Tur Gempa Literasi Bersama Generasi Jaguar”. Generasi Jaguar adalah Gol A Gong berserta keluarga (Tias Tatanka, Gabriel Gee, Jordy Alghifari, dan Natasha Azka). Gong dan Tias mencoba menanamkan nilai-nilai positif kepada keempat anaknya. Jadi “Jaguar” adalah 4 filosofi hidup:
1. Jantan (berani karena benar) dan Andal (ringan tangan membantu dalam kebaikan), 2. Gagah (sehat jiwa dan raga); 3. Unik (menumbuhkan potensi diri atau inovatif); 4. Aktif (penuh ide kreatif), Responsif (peduli dan tolerans pada sesama).
Nilai-nilai sepeti inilah yang ingin Gong pupuk yang dimulai dari keluarga. Ibu sebagai “perpustakaan pertama” harus dimaksimalkan lagi oleh para ayah.
Adapun agenda yang akan di tempuh oleh Gong dan keluarga dalam tur literasi kali ini di antaranya adalah:
Tegal, 2 Juli, TBM Sakila Kerti pimpinan Dr. Yusqon dan FLP Tegal Sutono Suto
Pekalongan – 3 Juli, TBM Dimurti Bu Sri Widiati
Jombang – 9-11 juli, Rumah Belajar MEP pimpinan Mep Yusron Amirullah
Surabaya – 12-13 Juli, Fakultas Sastra dan Bahasa, UNESA
Surabaya – 14 Juli, Aliansi Pelajar Surabaya
Bojonegoro – 15-16 Juli, Himpaudi dan Ngaostik
Jepara – 21-22 Juli, Dewan Kesenian Daerah Jepara
Ungaran – 23 Juli, PP PAUDNI, Warung Pasinaon Tirta Nursari dan Kedai Kopi ABG – Soepardi
Semarang – 24 Juli, TBM Sumber Ilmu Pak Triyono Ftbm
Yogyakarta – 26 Juli, Forum TBM DIY Mbak Heni dan Mas Nanang Sujatmiko.
Wonosobo – 29 Juli, Forum TBM Wonosobo – Mas Fuad
Bandung – 6 Agustus, TBM Ambu Seba – Bu Irma Novita
Serang – 11 Agustus, D’Java Coffee
Pada kesempatan tur literasi tersebut, Gong juga sudah menyiapkan karya berupa buku puisi terbarunya berjudul “Kutanaman Matahari di Halaman Rumah Kita” dan “Kata dan Api” yang merangkum soal tip menulis fiksi dan sepuluh cerpen Gol A Gong (Gong Publishing, 2017).
Laporan: Rumah Dunia