Weslly Johannes
Jalanan
Sendiri dan tertolak, dirinya.
Dikirim tanpa pesan
dari satu pulau ke lain pulau,
mencuci piring, jadi suruhan.
Dari esok yang tak ada
manusia belajar hidup.
Cukup untuk ini hari saja.
Menipu, mencuri, menggunakan pisau.
Tak boleh memelas, pantang meminta.
Belas kasihan hanya bagi mereka
yang terlalu lemah dan pengecut.
Demikian pula dalam urusan asmara,
ia tak ingin dikasihani.
Lebih baik diinginkan,
lebih baik lagi dicintai.
Dan belum ada yang menangkapnya.
Tidak keinginan, tidak juga cinta.
Tak ada yang menahan kakinya
tetapi ia tak juga pulang-pulang.
Jalanan adalah hidup
dan hidup adalah kepergian,
termasuk pergi dari kehidupan.
Salatiga, 2019
Sumber: Semacam Puisi, 9 Oktober 2019.