Tjak S. Parlan (l. 1975)
Aku dan Sepedaku yang Tak Bisa Menjangkau Dunia
Nyaris saban hari, aku melewati gang
sempit ini. Sepedaku yang muram, merayap
di antara rumah-rumah yang nyaris tanpa
halaman, tanpa harapan.
Orang-orang menatapku selepas
menyesap kopi sasetnya yang encer.
Dari mulut mereka yang panas, mengepul
tugas-tugas hidup yang ganas:
cepatlah, cepat sedikit
atau mampus sendirian terhimpit
mimpi para urban yang kalah
dan malas.
Lantas aku bergegas.
Dengan sepedaku yang tak bisa
menjangkau dunia,
aku bergegas.
Ampenan, 14 Maret 2019
Sumber: Tempo, 15 Juni 2019.
Puisi yang bagus