Mira MM Astra (l. 1978)
Batu Mimpi
Tubuhmu sepenuh pekat bulan ketujuh
bulan yang menumbuhkan sisik selaka, sayap kesara
merangkum nafas api ke dalam cupu selaka
mencuatkan gelungan ekorku yang mulia di senyap cahaya
Tubuhmu sepenuh pekat bulan ketujuh
pekat yang nikmat di mana kureguk madu kelulut dan susu lembu
dalam cengkeram kuku kawang berpucuk bunga campaga
dalam lingkar tempurung pancadhatu
Tubuhmu sepenuh pekat bulan ketujuh
Kegelapan tempat kurebahkan rentang gerak saksi bintang katai
yang mengintai mematah arah langkah bintang para majusi
dengan nyala sumbuku bhanimaya
Tubuhmu sepenuh pekat bulan ketujuh
Meru di antara gunung, Gayatri di antara mantra, Amerta di antara segala yang cair,
petapa di antara yang berkaki dua, Kapila di antara makhluk berkaki empat
Wisnu di antara laki-laki dan Arundhati di antara wanita
Tubuhmu yang sepenuh pekat bulan ketujuh
beri aku nikmat melebihi madu kelulut dan susu lembu
hingga wujudku melebihi ramping buluhtamblang gading
udara kewaktuanku menuju arahmu airsanya
Demi tubuhmu yang sepenuh pekat bulan ketujuh
terpetik sudah seratus helai petikan daun bilwa tua ke dalam ranu
sungguh, sekali ini saja kau jelmakan aku sebagai penempuh
penempuh dengan sesayut pengukub jiwa
Jiwa yang menuntun kuda-kuda sukma merendah
ke sebuah diam lembah yang semerbak kelopak pudak dan kuning seroja
lembah dengan jalan keindahan di mana tak terdengar lagi kisah
tentang pemburu yang pernah tanpa sengaja tersesat di tubuhmu
Siwaratri, 8 Januari 2016
Sumber: Kompas, Sabtu, 23 April 2016.