Puisi: Beberapa Kata Tentang Cinta – Muhammad Daffa

Muhammad Daffa

(1)
Cinta adalah denyut tak teraba, desir tanpa aba-aba. Bagiku ia adalah
sebuah keniscayaan yang semestinya memang ada dalam hidup.
Bukan semata semu dalam redup. Seseorang bijak pernah
membilang sabda dari lambung sebuah kitab tua,
“Tuhan tak pernah menjual cinta dengan takaran pura-pura. Cinta
mesti digenggam dalam paruh kesabaran di dada setiap insan. Cinta
ialah segala kemungkinan terpanggil, entah buruk atau pun baik.”

(2)
Aku berkata suatu hari pada seorang perempuan
Di tepi sungai bermata dermaga,
“Apakah menurutmu sungai ini lelap akan keheningan waktu?”

“Tidak, katamu. Ia seperti cinta, mengalir walau tak lagi bergulir
dalam pertemuan.”

Dua ekor gagak menudingkan tanda kematian pada keningku, aku
bertanya pada salah satu di antaranya
“Apakah cinta harus terbasuh kematian pada akhirnya?”

“Kematian adalah cinta itu sendiri. Jalan paling lengang bersuasana
kabut
Dan tebal lelap dalam mimpi abadi.”

(3)
Kemustahilan kita anggap sebagai cinta paling ajaib, karena
ketiadaannya mampu mengada asalkan kita mau menjemputnya
dengan kasih. Pada suatu sore yang hampir menyentuh maghrib, aku
bersimpul sendiri pada kata,
“Cinta adalah apa-apa yang mesti dikenangkan, hidup senantiasa
walau penggenggam cinta itu telah terpasung kematian.”

Banjarbaru, Dalam Sore Hujan, 2016

Sumber: Talkin (Teras Budaya, Jakarta Selatan; 2017)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *