Benny Arnas (l. 1983)
Cemburu Muda
Aku minum teh.
Dia minum teh.
Bukan di pagi hari, tapi di siang yang mati.
Siang tanpa sapadan sentuhan merah.
Siapa yang akan membeli teh?
Di dapur tak ada lagi, di warung tak dijual lagi.
Di kebung belakang, katanya. Akan kupetik sendiri, lanjutnya.
Sekarang, aku yang pergi. Mengambil bakul dari daun
pandan. Memetik teh dari ekor mata. Bening seperti air
kencing.
Kami minum berdua.
/Lubunglinggau, 2011-2012
Sumber: Lidah Mertua (Basabasi, Yogyakarta, 2016)