Dahri Dahlan
Di Stasiun
di peron ada suaramu yang tinggal
dingin logam di koridor memantulkan
eau de cologne orang asing. di tempat
ini pulang dan menunggu wajahnya
sama.
seorang ibu di depanku mengupas
roti untuk anaknya yang baru saja
terjaga. ia pasti telah pergi jauh. rindu
beku di keningnya.
aku mengambil ponsel dari saku,
sekadar mencari namamu – lalu
membaca kembali percakapan kita
yang sudah kuketahui. ibu itu menyapa
“hendak ke mana, anak muda?”
aku menunjukkan tiket yang akan
mengantarku pulang. sial, ibu itu
melihat wajahmu di layar!
“oh, istrimu cantik.”
dan kereta datang membawa hawa
haru. kami berpisah tetapi bahagia.
Sumber: Kau Sedingin Pelabuhan (Basa-basi; Yogyakarta; 2023)
Trima kasih, judul bukunya bukan “malam sedingin pelabuhan” tapi “kau sedingin pelabuhan”