Ook Nugroho
Dunia tak begitu buruk
dalam sebuah sajak. Tapi kau harus
bergulat lebih dulu, merebutnya.
Menyudahi sekat-sekat bahasa
yang menjebakmu dalam sempit
kamar-kamat tak berjendela.
Sesudah itu, sebuah jalan pulang berkelak-kelok
membawamu pada ambang yang bimbang,
hari tanpa almanak. Musti
kau putuskan sendiri kapan kau terlahir
kembali ke dunia. Namamu yang lama
telah terhapus di bawah musim
yang pelan mengembang dari balik
sepuluh jari-jemari anganmu hijau ungu
berganti-ganti. Yakinlah, tiada jadwal
resmi yang dulu merongrongmu,
menderamu dengan tanda-tanda
yang tak ada. Sebab kini kau hanya lengang ruang,
lapang seleganya, bukan lagi sesiapa apa.
Tanpa kiblat selain jagat.
2012
Sumber: Kompas, 30 Desember 2012