Puisi: f/1.8 – Arif Rizki

Arif Rizki

Aku tangkap kau
dengan mata terbuka!
Di hadapanmu, pupilku sempit dan lebar seketika.
Sebagai sebuah kenangan, kau akan menjelma.
Menetaplah pada ingatanku,
bukan sepintas saja.

Di sana, segala yang bisa aku dapatkan
adalah segala yang ada padamu.
Aku mencintai tepi tubuhmu
yang pekat dan suram membayang
sebagaimana aku memuja waktu
yang berhenti satu kedipan.

Bagaimana kita bisa mendoakan keabadian
sementara kesementaraan selalu bergantian.
Bagai kereta cepat atau seperti pos kilat
yang bergegas menuju sebuah alamat.

Aku ingin nikmat yang sesaat.
Aku ingin bergegas dengan lambat.
Tapi segala di luar tubuh kita lewat
tak lagi bisa kutangkap dan kucatat.

Yang tersisa hanya kau dan aku kini
berdiam di antara terbit-tenggelam matahari,
dan berharap ada yang bisa abadi.

Maka untukmu,
demi diafragma dan satu per seribu masa.
Aku tangkap kau
dengan cahaya!

 

Sumber: Kompas, Sabtu, 5 Agustus 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.