Puisi: Gambir – Ratna Ayu Budhiarti

Ratna Ayu Budhiarti

Raungan sirine di kejauhan dan monas di arah mata angin
yang entah Barat atau Timur dari tempatku berdiri.
Sebuah televisi di atas kepala menjajakan tawaria selebriti
tertangkap karena narkoba.
Rintik air di shower di sebuah kamar hotel mengalir ke
cangkir teh
Lantas membalutkan dirinya bersama cheese burger tanpa
saus tomat
Ada destinasi di sana: barangkali sebuah pulau impianmu
atau kota sederhana
dari balik saku jaket jeans

Ad tiket-tiket kepergi-pulangan di lantai, jadi topping
bagi sarapan pagi penuh gesa dan sepucuk puisi menodong
kepala

Ada matamu yang nakal melahap belahan payudara waktu
Sedang sepatu oranye separuh igau melulu berkicau
tentang kesaksian
Hilir mudik kenangan kaki yang jinjit mengecup kening
kekasih.

Dari sebuah ruangan kaca, dekat pilar besar berwarna
hijau,
Aku meremas bahumu. Sepenuh rindu.
Dalam anganku.

Ini sebuah stasiun
Dan aku sendiririan, ngungun.

#RAB, 2014

Sumber: Magma (Gambang Buku Budaya, Yogyakarta, 2017)

One thought on “Puisi: Gambir – Ratna Ayu Budhiarti

  1. diksi diksi asingnya bertaburan. sekilas terasa ada nuansa dan kesan banalitas, tetapi justru hal ini juga adalah kelebihan dan ciri khas dari gaya tutur puitik r.a.b.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *