Aji Ramdhan
Uap yang mengepul menandakan
aku telah siap melumat kaku dagingmu.
Tujuanku hanya satu, membuatmu
tenang dengan sedikit kejutan tak terduga.
Dan keluarlah kotoran lewat pori-porimu,
seperti lava dingin yang merembes.
Bahkan, aku tak memaksa kotoran
keluar, tapi aku memanfaatkan tarikan.
Dan bersikaplah seolah kau melakukan
kelahiran kembali, biar kau tak sia-sia.
Benar, syarafmu akan mengembang dengan
detak jantung melamban secara berurutan.
Jika kau mau menjawab, apakah kau
setuju aku akan mencuri keterjagaanmu?
Begitu, sayang sekali jika ternyata matamu
tak menyukai kelelapan semurni licinku.
Sekarang minumlah susu itu, lalu duduklah
dan pikirkan kenapa kau melewati kilauku.
Gresik, 2014
Sumber: Kompas, 1 Juni 2014