Ujianto Sadewa
Dengar sedepa pintu gerbong menendang-nendang kepalamu yang berlubang. Sama saja.
Seperti jerit megapon yang meledak di tanganmu.
Kabarnya, sebutir jagung yang kau tanam itu telah tumbuh setinggi anak jerapah.
Mari, sekali lagi
Kutanam hatimu.