Puisi: Jangan Terlalu Lama, Ma – Sandro Soge Making (l. 1999)

Sandro Soge Making (l. 1999)
Jangan Terlalu Lama, Ma

Catatan pertama, saya tulis kemarahan mama yang begitu didih.

Terlalu lama. Mungkin dua jam walau saya buta membaca jam klasik yang lekat sebagai dinding rumah.

“hidup sudah keras. Orang-orang jahat adalah orang yang memilih keras berbicara.

Hitler dan mama, misalnya”. luar dari lidah. Saya masih ranting dengan diam dan dendam.

Lalu angin suatu saat bisa mematahkan saya sesederhana kematian mudah menanggalkan waktu.

Dan apa kita benar-benar bahagia dengan tubuh sendiri?
Di kenangan yang coklat pohon, jiwa saya pernah ketakutan pada guru tua juga jam pelajaran matematika.
Kutukan maupun cacian sering muncul di dua perihal tadi.

Hingga di hadapan puisi pun saya masih bocah waktu itu dan selalu membawa pulang sedih sebagai mata yang saya kenal satu-satunya.

Atau mama mengerti berhenti sebelum sesuatu terlihat
Seperti ada seorang menuang marah mendidih dalam gelas.

Di beranda, tepat matahari terbenam, ia tenggak tuntas untuk perihnya yang masih detak dan detak satu-satu.

2020

Sumber: MDX-News, 15 Oktober 2021.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *