Puisi: Kabar dari Teluk – Ama Achmad (l. 1981)

Ama Achmad (l. 1981)
Kabar dari Teluk

Kabar buruk datang dari bukit.
Angin tipis menyampaikan lewat celah jendela,
lubing kunci, ketuk samar di pintu serta
telinga yang tetap terjaga.

Suara-suara ramai.
Bunyi-bunyi menggaduh.
Jerit memanjang dari timur ke teluk bisu.

Tuhan diteriakkan dalam kata-kata yang tak lagi
tabah, yang separuh memaksa.
Tuhan diseru dalam seribu nama tanpa jeda.

Tapi yang tinggal dalam sebuah doa hanya bekas
dan puing-puing yang menggumamkan duka.

Apakah yang kita saksikan di sini sebenarnya:
berbaris-baris sedih, hari yang tak lagi bernama
atau tanah yang kehabisan usia?

Apakah yang kita saksikan di sini sebenarnya:
angka-angka yang diam atau secarik kertas
yang menutup dada dan mata?

Kayu-kayu dibakar tak akan jadi rumah.
Tembok-tembok runtuh tak akan jadi selimut.
Atap-atap patah tak akan menjadi perapian.

Di kejauhan cahaya tak lagi tampak.
Lalu dengan apa sedu sedan ini ditukar?

(2017)

Sumber: Keterampilan Membaca Laut (Gramedia, 2018)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *