Puisi: Kau, Laut, dan Kata – Moh. Wan Anwar (1970-2009)

Moh. Wan Anwar (1970-2009)

di geladak sudah tercium kata-kata
anyir seperti bangkai, di antara bayang-bayang
kausebut hidup adalah perjudian dan entah siapa
entah di mana seseorang mengangguk
untuk yang tak terbaca

kau mengarungi lautan, dengan riang
menjemput yang akan datang. Kaukutuk masa silam
sambil merapikan rambut dan kenangan
kapal melaju, sunyi merambat jauh
ke palung-palung di batinmu

di dasar laut takdir bisa saja semacam gurita
ke mana kau berlayar, ia akan mengantar
setia bersama waktu yang tak letih berkibar
di angkasa burung-burung terbakar
dibidik terik dan gerimis. Di lengkung langit
cakrawala menuju waktu, mengepungmu
sampai senja berakhir, sampai luka tak lagi ngalir

tetapi apakah artinya senja? Tak lain adalah waktu
berkesiur di tengah bakau dan buih ombak
hingga memutih sayapnya, hingga mengeras dagunya
menantimu ketika telah lenyap segala kata

dan aku — tahukah kamu? — akulah gurita itu
senja dan waktu yang kausebut sebagai kepulangan

Merak, 2001

Sumber: Sebelum Senja Selesai (Kumpulan Puisi Pilihan 1991-2001), Imaji Indonesia & FKIP Untirta Banten, 2002.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.