Puisi: Lanskap Sungai – Hijaz Yamani (1933-2001)

Hijaz Yamani (1933-2001)
Lanskap Sungai
– (bagi hari jadi kotaku ke-457)

1
Kususuri lagi sekarang
alur sungaimu sungaiku coklat susu
(Kata kau kehidupan mulai di sini)
mengapa beragam
dan bertumpu
bergulat selalu

2
Beginikah wajah alam
wajah siang
wajah malam
pinggir kotaku

(Telah lahir manusia
satu ibu
di hari-hari tanpa batas
dalam malam pun
keringat mereka
mesti diperas
selalu)

3
Baru kuingat
hari ini pun
hari perjanjian kita
berlomba, berlomba
di atas sungaimu sungaiku coklat susu
menggetarkan batang-batang
mengapungkan lanting-lanting
dari hulu ke hilir
dari hilir ke hulu

4
Mengapa orang-orang lalu-lalang
selalu lalu-lalang
di air dan di darat
di darat dan di air

Berlomba orang-orang gelisah
tapi sama derajat mereka
memiliki air
tak memiliki ladangnya

5
Kita memang selalu
menyusuri sungai leluhur ini
tapi kita belum sampai-sampai
ke muara

adalah beban dalam perahu kehidupan
dari atas sungai kehidupan
belum kita tumpuk
dalam gudang-gudang
pelabuhan baru

6
Tapi begitu lancarnya
arus kita
begitu cerahnya
langit di atasnya
memberikan keluasan harapan
Tapi tak bisakah menghabiskan
angan-angan dan purbasangka?

7
Bertambatkah kita
di tiang-tiang jembatan
yang diatasnya memberikan
bobot perlawanan
memberat kendaraan dan beban
bukan impian?

Di sana pun engkau lihat
wajah-wajah memimpikan keadilan
Mereka lelaki-lelaki
yang tak bisa menerima
nikmatnya perempuan
Perempuan-perempuan juga
bercinta dengan langit
bercinta dengan matahari

8
Hari ini kita selusuri
besok pun dan kapan pun
sungai ini yang mendustakan dahaga
melupakan kita
pada harapan leluhur
sejak berabad lalu

9
Hari ini pun kita
tiba-tiba merindukan
pendiri kota
yang dibelah sungai martapura
di batas barito
gemerlap lampu-lampu kota
memantulkan cahaya
di air sumber kehidupan
yang masih selalu
dibenahi
harapan-harapan

Banjarmasin, September 1983

Sumber: Malam Hujan (Rumah Dokumentasi Sastra Hijaz Yamani, Banjarmasin, 2012)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.