Hamdy Salad (l. 1963)
Metafora Bunga
Akulah abjad sekaligus kata
yang menolak jadi mayat
di tangan para pendusta
Kau lepaskan anak panah ke dada
walau tahu aku terus mengelak
dari tetesan darahnya
Kau arahkan biji peluru ke dahi
walau tahu aku terus berlari
dari letusan apinya
Akulah tinta sekaligus pena
yang berputar di buku-buku
dari awal sampai akhirnya
Kau tusukkan belati ke jantung hati
walau tahu aku tetap bernafas
dengan udara yang sama
Kau iris-iris jari tangan dan kaki
walau tahu aku kan terus pergi
tanpa luka dan airmata
((aku bunga dan engkau pupuknya))
[2015]Sumber: Hari Raya Puisi (Yayasan Hari Puisi; Jakarta; 2018)