Puisi: Namaku Eva – Goenawan Monoharto

Goenawan Monoharto

dari sepotong rusuk diambil saat tidur di tepi sungai purba
pada tengah malam setelah jadi terang dan gelap
ditanam pada daging dihembus nafas
jadi pokok bunga tumbuh di tanah ditiupan angin
pada derasnya hujan yang belum bermusim banjir
“kau siapa? perempuan!” hardikmu

kusebut namamu dan kau panggil aku
memang tak lazim kita hanya berdua di bumi luas ini
perlukah tanda untuk sebuah cinta?
aku puspa dahlia ros kesturi mawar
anjelir melati kamboja atau apa saja
tetapi itu semua hanya sementara adanya
bila pagi indah semarak wangi
jelang petang kau pun tiada bersama pergi matahari
dan gelap malam datang mengganti

aku lahir di saat trem komuniter berlari cepat
antara pohon-pohon beton marak berbenih
riuh musik dunia pekakkan jiwa yang antah berantah
jadi baru dengan simpang warna warna seronok

eva namaku atau apa saja dari mana muasalku? bukan persoalan
aku memakai baju irit kain celana jean robek harga mahal
dengan sepatu bot kombinasi warna merah hijau kuning (kau ingat, seperti nyanyian
balon pada masa kecilmu)
melenggang genit di jalan penuh selonsong peluru dan granat nenas berpaku karat

aku datang dari negeri penuh iri intrik
kediaman kaum politisi kriminal dan para bajingan busuk
mengapa kau menggoda jiwaku?
membawa ke jalan yang entah aku ketahui
perduli setan dengan kau, namaku eva

9 maret 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *