Puisi: Nelayan Sangihe – J.E. Tatengkeng (1907- 1968)

J.E. Tatengkeng (1907- 1968)

Dilengkungi langit berhias bintang,
Caya bulan di ombak menitik,
Embun berdikit turun menitik,
Engkau menantikan ikan datang.

Mengapa termenung,
Apatah direnung?
Mengapa lagumu tersayup-sayup,
Mengapa mata sesekali kau tutup?
Ah, mengapa termenung,
Mengapa kau pandang ke kaki gunung?

O, kumengerti,
Kulihat disana setitik api!
Itulah menarik matamu ke tepi,
Mengharu hati?

O, kulihat tali,
Yang tak terpandang oleh mata,
Menghubung hati,
Kalbu nelayan di laut bercinta…..

Sumber: Rindu Dendam (Christelijke Drukkerij Jawi, Solo, 1934)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *