Puisi: Di Atas Nisan, di Hari Raya Kubur – Hanna Fransisca

Hanna Fransisca

Ini hari raya, sayang, kenakan gelang
kalung berlian sutera. Bawa anak,
bawa cucu.
bawa cicit.
Jangan lupa bersolek. Jangan lupa
dandan molek. Bawa mobil paling mewah.
Bawa cerita paling megah.
Kita ketemu
di kuburan.

Kuburan adalah tempat orang mati, dan
tempat semua orang menanti. Maka sebelum
keranda tiba menagih ajal,
dan kelak engkau terkubur di tanah-dingin,
datanglah ke mari, sayang,
di Hari Raya gembira.

Lihat nama leluhur dipahat altar,
mengharap teh dan arak persembahan arwah,
nyala lilin, buah bunga
yang mereka suka di dunia. Kita bakar uang plastik,
mobil kertas, komputer dari kardus,
jam tangan pura-pura, dan semua tiruan
palsu harta benda,
supaya mereka tenang
dan tak merasa
ditinggalkan.

Mereka suka
asap kertas
yang dibakar
dengan bahagia.

Maka tertawalah sayang, terbahak-bahak,
sambil melihat api, minum arak,
ngobrol sana-sini. Memamerkan benda-benda.
Para leluhur akan datang
bersama kita. Makan bersama kita. Mabuk.
Ngobrol tentang semua harta
yang kita punya. Mereka bukan hantu
yang selalu kesepian.

Katakan jika punya mobil tiga. Jangan malu
membuka lengan yang dihiasi berlian. Bahkan jika
harus berbohong tentang pabrik,
toko-toko, rumah mewah lantai lima,
wisata ke tempat jauh di dunia,
hingga tato gambar naga
di paha istri kita.

Lihatlah sayang, langit mulai tinggi.
Jangan terlambat sebelum mereka datang.
Jangan sampai terlalu siang, dan membuat
roh leluhur kita kepanasan. Kita berdoa,
semoga kelak nanti
tidak kesepian.

Kita ketemu
di atas kuburan.

Singkawang, 2016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *