• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Hanna Fransisca

Puisi: Musyawarah Katak – Hanna Fransisca (l. 1979)

Posted on 21 November 201822 November 2018 by Editor

Hanna Fransisca (l. 1979) Musyawarah Katak 1. Nyanyi soredi kolam kita,biar hujn tak lekas reda. Putik belimbing daun talas kamboja kuning mekar serentak. 2. Gurih udara milik siapa: kita bernyanyi, […]

Posted in Puisi Tagged Hanna Fransisca, Puisi Leave a comment

Puisi: Malam Jakarta – Hanna Fransisca

Posted on 30 Juli 2017 by Editor

Hanna Fransisca Air, air, melayang terbang di bawah pohon kersen burung di ranting, basah sayapnya memandang Jakarta Jauh di langit gadis kecil mencangkung nenteng plastik, mengunyah permen, matanya bening seperti […]

Posted in Puisi Tagged Hanna Fransisca, Puisi Leave a comment

Puisi: Catatan Sel 12 – Hanna Fransisca

Posted on 30 Juli 2017 by Editor

Hanna Fransisca Sel nomor 12 mencatat nama seorang penyair perempuan yang menembak burung kenari di taman kebunnya sendiri Ia menjadi legenda bagi para pembunuh bertangan hitam yang selalu mengasah pisaunya […]

Posted in Puisi Tagged Hanna Fransisca, Puisi Leave a comment

Puisi: Di Atas Nisan, di Hari Raya Kubur – Hanna Fransisca

Posted on 5 Januari 201730 Juli 2017 by Editor

Hanna Fransisca Ini hari raya, sayang, kenakan gelang kalung berlian sutera. Bawa anak, bawa cucu. bawa cicit. Jangan lupa bersolek. Jangan lupa dandan molek. Bawa mobil paling mewah. Bawa cerita […]

Posted in Puisi Tagged Hanna Fransisca, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani