Sitti Antifa
Ode kepada Musso
Ketika Revoloesi merana kena anemi, koejoe,
dan sangsi mengisi hati penimbang2 disimpang djalan,
datanglah kau membawa “Djalan Baroe”, darah baroe
jang kaupompakan kedjantoeng, hingga kembali mendeboer
degap-degoepan penoeh harapan.
Bangkit Rakjat, bangoen Massa, serempak tegak dan bergerak
madjoe menjerboe didalam barisan, menoedjoe pembebasan
meremoekkan belenggoe jang berabad mengikat. Dan ditengah kan tegak
memberi kommando: “KETOEDJOEAN PENGHABISAN,
HAPOESNJA TIAP TINDASAN”
Dan beriboe pahlawan mendjelma dari dalam tanah, —
bintang2 dilangit memberi saluut dan berdjanji ‘kan menoelis
epos besar kemenangan tjemerlang, —
berkoemandang harapan gemerlapan bagi hati jang hampir kan toembang!
Kau besi kersani jang koeat menarik keping2 ketjil besi sekelilingmoe,
hingga bersatoe. Dan kaubangoenkan benteng beton
jang tahan terhadap landaan dari segala pendjoeroe,
kebal terhadap segala peloeroe, segala bom…
Benteng beton itoelah bakal markas besar Revoloesi Rakjat
jang melawan imperialisme, menggempur feodalisme, membebaskan bangsa,
membawa kemakmoeran, kebagiaan, kedamaian bagi masjarakat : —
tapi ketika baroe kaumoelai, pendjahat memasang dinamit
bentengmoe roesak dan dikau binasa!
Kau telah tiada! Tapi aboe djenazahmoe jang ditebarkan angin kesekitar
menjadi raboek jang menjoeboerkan tanah bagi benih tengah berketjambah
jang akan toemboe menjadi pokok2 tinggi besar
jang tahan landaan topan, gegaran gempa oedjian djoeang dan sedjarah!
Djakarta, 2-11-1952
Sumber: Harian Rakyat, 15 November 1952.