Puisi: Pendongeng Mataram – Sindu Putra (l. 1968)

Sindu Putra (l. 1968)
Pendongeng Mataram

matamu yang terpejam memiliki sihir
tanganmu yang berani mempunyai kegaiban sejati
dan dongeng yang kau tuturkan
akan abadi sepanjang jaman

maka kau kisahkan untukku
betapapun silam malam ini
jangan tinggalkan Mataram
dongeng yang tak pernah tua
               menunggu di bagian kota yang kelam:

Ampenan
tempat tinggal pemilik nama
yang tak pernah dipakai
orang tua manapun untuk anaknya
:hidup dengan bunga-bunga pemakan daging
burung bermata tiga dan
bidadari yang lahir setiap purnama
dengan tanda bulan sabit merah
di keningnya yang lebam

cakranegara.
di pasar gelap, dijual
burung-burung yang dipotong paruhnya
kupu-kupu yang ditawarkan warnanya
di kampung-kampung berbentuk bujur sangkar
bulan disangkarkan
menunggu ayam jantan menunjukkan
arah padi tumbuh dalam lukisan cat air
dengan spuan gelap terang tinta cina

Mataram.
hujan melelehkan gorong-gorong
yang tersumbat sampah plastik
kain sisa pembalut luka, tissue penghapus ingus
di sekelilingnya:
tanah berlubang, langit berlubang, laut berlubang
tanah hitam, langit hitam, laut hitam

matamu terpejam, tanganmu terbenam
2.000 hektar usiamu, : sawah abadi,
lahan terbuka hijau bagi lelaki pernyair
menangkap mata rama-rama

2014

Sumber: Kompas, 25 Januari 2015.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.