Dodong Djiwapradja (1928-2009)
Pergi mengembara selagi usia masih muda
Sebab nanti bila janggut sudah turun bagai salju, putih
tak’kan punya lagi waktu, selain berbaring dengan muka sedih
Pergi mengembara ke mana saja misalkan ke desa-desa
melihat segala yang dapat dilihat
Mencatat segala yang dapat dicatat:
Petani yang bagai kerbau dan kerbau bagai petani
Yang selalu punya harapan, betapapun kecilnya hasil
yang mereka dapatkan.
Pergi mengembara selagi usia masih muda,sebab
jika pantat sudah kapalan karena terlalu lama
duduk di bangku sekolah, dan sudah kelewat lelah
Buat memahami segalanya. Pergi,
pergi kemana saja menjelajahi kehidupan dunia
Dan jangan sekedar ikut kursus.
buat memerintah dan jadi pengurus.
Pergi mengembara sampai batas kehidupan dunia
Di mana orang tiada lagi tahu apa sebenarnya yang dituju
Linglung kepada hal yang baik, bingung kepada hal yang buruk
Sebab kehidupan tidak seperti ujar kiyai
Cukup hanya dengan mengaji, lalu mengunci diri
Sedang baris ayat suci jadi beku, lapuk dan basi.
Di mana orang mulai merasa, dengan kehidupan terlibat
Kebaikan hanyalah sekedar aturan minuman obat
Tunggu waktunya, nantikan saat yang tepat, bagai sembahyang,
tidak sembarang waktu kau kerjakan.
Karena itu lebih baik pergi, cari apa yang bisa didapat
Selagi badan masih kuat, selagi pikiran masih sehat.
II
Dan di kala matahari berangsur turun masuk ke kampuh pelupuk
Badan akan pelan-pelan membungkuk
Berat oleh dosa, ringkuh oleh usia
Dan sejak itu, siapun mulai rindu
Inginkan ayat-ayat. Haus akan ilmu, dahaga kalimat mujizat
Hingga suara kliningan penjual es kau sangka lonceng gereja
Atau suara lantang penjual ikan kau kira modin azan.
Nikmat mengenangkan waktu yang lewat, itu pun
semacam kesibukan
Waktu sekedar relaks, melemaskan urat-urat
Dan sambil membopong cucu kau sumpahi anak menantu
Karena keterlaluan, pulang dari luar negeri
Cuma membawa televisi.
Dan kau’kan marah garang melihat kehidupan jaman sekarang
Sebab dengan hanya membaca komik berani terjun
ke dalam politik
Atau sambil memutar film cabul berapat, lalu membuat usul
III
…
Itulah semua, jika usia sudah tua
Bahwa selain encok, batuk dan salesma
Kau pun diserang nostalgia
Sumber: Langit Biru Laut Biru (PT Dunia Pustaka Jaya bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation, cet. ke-2, 2013; cet. 1, 1977)