• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

dodong djiwapradja

Puisi: Garut – Dodong Djiwapradja (1928-2009)

Posted on 11 September 201924 Juni 2021 by Editor

Dodong Djiwapradja (1928-2009) Garut ——kepada Madro’i (pembajak) Desa dikenang desa terbayang Ah, kali yang memanggil mati Kiranya hijau menjadi merah Api menjilat membakar rumah. Desa dikenang desa terbayang Ah, kali […]

Posted in Puisi Tagged dodong djiwapradja, Puisi Leave a comment

Puisi: Mancing di Kali Cimanuk – Dodong Djiwapradja (1928-2009)

Posted on 9 September 201911 September 2019 by Editor

Dodong Djiwapradja (1928-2009) Mancing di Kali Cimanuk Sehabis naik bukit ini, pohon loa Belok kanan lalu lembah, akhirnya air. Batu dan pasir begini melulu dari dulu Dan air terus saja […]

Posted in Puisi Tagged dodong djiwapradja, Puisi Leave a comment

Puisi: Pergi Mengembara Selagi Usia Masih Muda – Dodong Djiwapradja (1928-2009)

Posted on 5 November 201724 April 2019 by Editor

Dodong Djiwapradja (1928-2009) Pergi mengembara selagi usia masih muda Sebab nanti bila janggut sudah turun bagai salju, putih tak’kan punya lagi waktu, selain berbaring dengan muka sedih Pergi mengembara ke […]

Posted in Puisi Tagged dodong djiwapradja, Puisi Leave a comment

Puisi: Anak Kecil di Tengah Lautan – Dodong Djiwapradja (1928-2009)

Posted on 16 Juli 201716 Juli 2017 by Editor

Dodong Djiwapradja (1928-2009) Kita tidak pernah belajar bagaimana para nelayan berlayar. Ketika ombak datang didorongnya ke muka perahu kecil yang terbuka. Kitapun tak berani mengeringkan tubuh di tengah lautan: menantang […]

Posted in Puisi Tagged dodong djiwapradja, Puisi Leave a comment

Puisi: Terlalu Banyak Kehilangan – Dodong Djiwapradja (1928-2009)

Posted on 15 Juli 201715 Juli 2017 by Editor

Dodong Djiwapradja (1928-2009) Inilah sebagian dari mimpi yang mestinya terjadi dulu waktu sekolah, ketika seorang dari kita membiarkan rambutnya terurai membaringkan tubuh di atas pasir, atau berenang ke tengah tatkala […]

Posted in Puisi Tagged dodong djiwapradja, Puisi

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani