Alizar Tanjung
si pemilik pitatah
telah puas belajar pitatah,
“si tuli peletus senapan”
letus itu tak perlu membuatnya menutup telinga,
“si buta peniup salung api”
besar api di tungku tak perlu masuk ke matanya,
“si lumpuh penghalau ayam”
duduk di rumah berselonjor kaki.
tapi si pemilik pitatah telah jadi pemilik murung
di jantung yang sesak,
“si tuli telah jadi pelomba lari”
hilang peletus senapan,
“si buta jadi penerka bentuk warna”
siapa penghidup api di tungku,
“anak ayam sudah datang”
hilang sudah pekerjaan si lumpuh..
pemilik petitak beralih profesi
pemilik sunyi, bahasa kata tidak pulang ke lidah,
seperti perantau yang merantau seputar di luar
lingkaran dirinya, di sana-sana saja.
2012