Suminto A Sayuti
– nita
Pagi pohon trembesi. Melangkah cahaya
Bersama rimbun daun-daun. Gemericik air
Aroma hidup pun mengalir. Lalu kabut
Sepanjang bukit. Sepanjang rindu yang bangkit.
Maka aku pun lereng. Pada perbukitan terjal
Menapaki jalan ajal. Menujumu
Menujumu. Kudekap sunyi
Kudekap dirimu. Serupa dekap hidup dan mati
Malang, 2011
Sumber: Bangsal Sri Manganti (Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Bekerja sama dengan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 2013)