Puisi: Reruntuhan Hujan – Arsyad Indradi (l. 1949)

Arsyad Indradi (l. 1949)
Reruntuhan Hujan

Pagi tak jadi sempurna. Menatap pintu langit
Siapa berlari bebasah perih di sana?
Di dalam hujan. Mestinya tak perlu risau..
Di dalam rindu. Mestinya tak perlu duka.
Tapi siapakah yang menggetargetar padang ilalang
yang kehilangan rimba?
Anggur

Lelayap pohonnya terdiam kaku
Setangkai menetesnetes merahnya
mataku luka bertuak
Aku mabuk dalam impian
Aku rebah di bawah reruntuhan harapan

Banjarbaru, 2008

 

Sumber: Anggur Duka (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru; 2009)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.