Abu Mufakhir
Ringkasan Kecil
– untuk Faisal Kamandobat
Dari setiap ringkasan, rasa takut membunuh apa saja,
sekalipun tak pernah disentuh
oleh cahaya yang menganggap
semua hanyalah bayang-bayangnya,
seperti putra mahkota dari kerajaan lama
– habis ditipu gerombolan pelancong
begitu saja meringkas masa lalu
meludah kepada lelaki malang
yang tekun dengan pikirannya,
sambil menyimpan bunga-bunga
dalam saku celananya yang buta
pergi menuju suatu tempat
yang tak pernah disentuh buku-buku.
Dihidupkannya kembali bunga-bunga itu,
dari warna-warninya
setiap ringkasan kembali mekar
sepucuk mawar tumbuh menjadi rimba,
menjadi angkasa, sungai panjang
dan menjadi buih di lautan
atau, menjadi gugusan bintang,
menemukan kembali tempatnya
dalam kemelut memabukkan
Sementara di sebuah gedung
puisi-puisi menjadi burung berkicau
dipaksa menjawab pertanyaan yang tidak mereka kenal
tentang lautan yang tenang dan angin yang diam
atau nama-nama yang tak sepenuhnya dikenali
Lelaki malang itu berkata:
yang dijanjikan tak pernah ada,
hanya bayang-bayang
diciptakan oleh mereka yang bersekutu
dengan cahaya dan lambang bisu dari masa lalu.
Mereka menciptakan selubung,
dimana keyakinan, ilusi, dan hasrat
kembali menjadi ringkasan
Sungguh, seperti lingkaran kemelut ini
Rimba, angkasa, sungai, batu
mereka kembali menjadi tambang raksasa
dan kita hanya berani meletakkan mimpi
di bawah ancaman takdir yang sama
Depok, 24 November 2010
Sumber: Blog Abu Mufakhir, November 2012