Mira MM Astra (l. 1978)
Taji
Telah kupasang taji dengan racik bisa paling murni
taji bermata kilat pada kaki bersisik naga mangsa
sebab hanya darah
tempatku menadah kesangsianmu akan kewaktuanku
waktu yang bergetar seperti sepasang sayap sajagat mata
Telah kupasang taji dengan racik bisa paling murni
dengan tetes getah ketatai
sementara kau melamunkan tipis gerimis bertangga pelangi
dan mengapa bulan setia menyusun angka mati di atas sesaji
mungkin kau lebih lihai memantik api dengan nafas panjangmu
menyimpul mantra dalam getah lidahmu
berangan sendiri menjamah surya koti
mendaki tapak dupa yang menyala di sumsum tulang gigirku
tapak yang berdenyar seperti sinar kunang-kunang
sinar yang membangun candi-candi segenap ganjilnya tujuan
dengan dada sesak kubilas pamor saat kau lengah dan tertidur
terimalah kekuatanku
dan arahkan nanar liang matamu pada lengkung langitku
menyerahlah pada ketabahanku
sebab puncak rasa laparku adalah akhir pertarungan kita
Maafkan, demi merubuhkanmu:
kutorehkan bisa murni itu berkali-kali ke arahmu
dan menusukkannya dengan teramat perlahan
lebih dalam dan lebar dari perkiraan
dengan hari yang disisakan dewata-dewati
sebab telah kupasang taji dengan racik bisa paling murni
taji bermata kilat pada kaki bersisik naga mangsa
di mana ulang-alik bintang melesat dalam pahatan hujan dan malam
malam yang memanjang di kening bersurat windu nadha
telah menawarkan pilihan:
jangan jelmakan aku kembali
Sukra Pon, 04 Maret 2016
Sumber: Kompas, Sabtu, 23 April 2016.