Bahrum Rangkuti (1919-1977)
Rumah
Kami menghuni tiga rumah
Di kota metropol di mana malaikat, jin dan
setan bertarung dalam hati insan
Di Ciputat dekat danau si Gintung untuk memisah
waktu, mengambang kenang di wilayah tapal batas
Jauh dari Jakarta namun dapat mengajuk napas
rakyat kembang kempis dalam minggu berakhir
Di Pondok Cabe tempat keajaiban Langit mengalir
Tiga kali seminggu beralih kediaman
naik mobil ke kota numpang tangki minyak ke pinggiran
anak beranak diangkut ke sana sini
Apa yang kami cari dengan hidup begini
hampir-hampir tak bisa istirah. Cita-cita kian memburu!
Hanya satu diharapkan; rumah rohani di alam alwi.
10-12-1970
Sumber: Horison, Desember 1971.