• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Bahrum Rangkuti

Puisi: Rumah – Bahrum Rangkuti (1919-1977)

Posted on 4 Mei 20205 Mei 2020 by Editor

Bahrum Rangkuti (1919-1977) Rumah Kami menghuni tiga rumah Di kota metropol di mana malaikat, jin dan setan bertarung dalam hati insan Di Ciputat dekat danau si Gintung untuk memisah waktu, […]

Posted in Puisi Tagged Bahrum Rangkuti, Puisi Leave a comment

Puisi: Hampa – Bahrum Rangkuti (1919-1977)

Posted on 15 Desember 2017 by Editor

Bahrum Rangkuti (1919-1977) Hampa Naik beca pulang ke Mampang, Laut malam Dunia malam, sepi dan kelam Di pohon bimbang dan gelap diam. Segala lena dan kaku Abang beca litak lesu […]

Posted in Puisi Tagged Bahrum Rangkuti, Puisi Leave a comment

Puisi: Mercon Malam Lebaran – Bahrum Rangkuti (1919-1977)

Posted on 15 Desember 201715 Desember 2017 by Editor

Bahrum Rangkuti (1919-1977) Mercon Malam Lebaran Akhir ramadhan membakar sepanjang Thamrin. Panas tak tertahan sejak siang Mercon, meriam bambu dan bunga api menggelegar dari gedung dan jembatan tinggi mengguling menakutkan […]

Posted in Puisi Tagged Bahrum Rangkuti, Puisi Leave a comment

Puisi: Tuhan di Tengah-tengah Insan – Bahrum Rangkuti (1919- 1977)

Posted on 15 Desember 201715 Desember 2017 by Editor

Bachrum Rangkuti (1919- 1977) Tuhan di Tengah-tengah Insan Mahmudah membaca Qur’an Di bawah kudungnya sutera hijau membayang kehidupan remaja. Mengumandang        Ali Imran. cahaya atas cahaya denagn suara mengimbau turun […]

Posted in Puisi Tagged Bahrum Rangkuti, Puisi Leave a comment

Puisi: Lebaran di Tengah-tengah Gelandangan – Bahrum Rangkuti (1919-1977)

Posted on 15 Desember 201715 Desember 2017 by Editor

Bahrum Rangkuti (1919-1977) Lebaran di Tengah-tengah Gelandangan Di pinggir empang Pondok Cabe antara bukit-bukit bambu dan pohon cemara mulai menguntum apa yang bertahun-tahun kita impikan. Di kakinya mata air tertegun […]

Posted in Puisi Tagged Bahrum Rangkuti, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani