Puisi: Sebuah Sajak Panjang – Tariganu (l. 1938)

Tariganu (l. 1938)
Sebuah Sajak Panjang

Bagai sungai Lahai mengalir bagai sungai Tiwai milir
Taboyan di hulu tingkahan riam menyapa sungkai sungkai
di sepanjang pesisir membelai dusun dusun, kampung kampung
menuju muara Montalat menyatu dengan Witu;
Bagai sungai Barito mengalir menyampai salam semilir
kepada batang batang, lanting lanting dan pos pos cukai
bermula dari Hulu yang tak pernah kujangkau
membelah kota kecamatan Puruk Cahu yang landai
tanah gunung Muara Tewe yang halai balai, Buntok yang montok
Marabahan yang risihan sampai Banjar yang masin
menerima penggabungan Martapura mengalir, dan mengalir
terus ke ambang muara, ke laut menyatu gelombang.
Demikian sebuah sajak panjang berdesir mengalir
berkelir-kelir menari mentas ke atas kertas. Tak kutebas!

 

Sumber: Menghadap Matahari, sajak sajak 1981  (Yayasan Bengkel Seni 78, Jakarta; Cet. I,  1982)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *