Yuli Nugrahani (l. 1974)
Sebuah Jeda
Siang menyerahkan mata
lewat secangkir teh
dalam serpihan hangatnya
dalam riang meleleh
kaki-kaki yang lunglai
menumpang langkah
di antara senyap menderai
di ujung sula di pangkal cula
andai bisa membeli lupa
andai pintu tak pernah terbuka
andai tasnim berhenti bicara
pun tetap akan ada tanda
karena jurai cemara
telah terjangkau dalam bayang
karena tungkai lelara
tetap semarak laksana biang
bagi timbunan kata
bagi sebuah jeda
tak ada yang salah
saat yang tertinggal hanya lelah.
September, 2014
Sumber: Lampung Post, Minggu, 21 Desember 2014