Sutan Takdir Alisjahbana (1908-1994)
Tuhan,
Terdengarkah kepadamu himbau burung di hutan
sunyi meratapi siang di senja hari?
Remuk hancur rasa diri memandang sinar lenyap
menjauh di balik gunung.
Perlahan-lahan turun malam menutupi segala pan-
dangan.
*
Menangis, menangislah hati!
Wahai hati, alangkah sedap nikmatnya engkau pandai
menangis!
Apa guna kutahan, apa guna kuhalangi?
*
Aku terima kasih kepadamu, Tuhan, memberiku hati
tulus-penyerah seindah ini:
Sedih pedih menangis, waktu menangis!
Girang gembira tertawa, waktu tertawa!
Marak mesra bercinta, waktu bercinta!
Berkobar bernyala berjuang, waktu berjuang!
10 Agustus 1937
* Pernah dimuat di Pujangga Baru, Agustus, 1937
Sumber: Lagu Pemacu Ombak, (Dian Rakyat, Jakarta, 1978)