Puisi: Senjakala – Walujati Supangat (l. 1924)

Walujati Supangat (l. 1924)
Senjakala

Diam menghitam pohon waru
Lebar besar, rimbun tercantum
Tak lagi angin kedengaran lalu

Sepi hening ‘alam memandang
Kemerahan surya terbenam
Tak lagi terdengar burung berkicau

Tenanglah engkau, hati gelisah
Keringlah engkau, mata yang basah
Dengarlah, dengar, tabuh menghimbau

Sumber: Pantja Raya, Thn.1, No. 18, 1 Agustus 1946, dalam “Seserpih Pinang, Sepucuk Sirih” (Pustaka Jaya, Jakarta, 1979)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.