Adenin
Sri Poestaka hamba maklumkan,
Elok isinya, patut dipujikan,
Ramai abonne memeringankan,
Isinya ilmu sudah dipaparkan.
Pandji Poestaka pula disertakan,
Umur usianya Allah lanjutkan,
Subur hidupnya langganan doakan,
Tambah bertambah ilmu diisikan.
Ambil ibarat ilmu disajikan,
Kemajuan zaman harus dipikirkan,
Akan pengetahuan harus lanjutkan,
Dusun dan kota ilmu perbincangkan.
Akan kemajuan cara Belanda,
Nasihat ilmu semuanya ada,
Pastilah menambah ilmu di dada,
Ambil ilmu tua dan muda.
Namar “Sri” dan “Panji” hamba pujikan,
Jangan bertangguh lekaslah pesankan,
Isinya banyak, tentu meriangkan,
Pakailah uang lalu kirimkan.
Untuk penambah ilmu pengajaran,
Si Pandji Poestaka surat mingguan,
Tuntut ilmunya pengasah pikiran,
Asalkan rajin, tentu tak kapiran.
Ke seluruh alam Pandji memancarkan seri,
Akan mengelilingi segenap negeri,
Terang benderang cahaya menyinari,
Enggan tiada Pandji menghampiri.
Riang dan suka abonne membaca,
Biar pyn di dusun atau di kota,
Isinya penuh jangan dikata,
Tentu menimbulkan hati yang cinta.
Di seluruh Hindia, Pandji dikirimkan,
Asalnya di Weltevreden negeri dinamakan,
Riang dan rajin abonne membacakan,
Ingatkan dia, jangan dilupakan.
Balai Poestaka gudang pusaka,
Ada mengeluarkan buku serba neka,
Lihatlah di sekolah Taman Poestaka,
Akan pembacaan bagi yang suka.
Isinya pelbagai buku disediakan,
Peti hikmat kita umpamakan,
Usahakan membaca, waktu dilapangkan,
Serta pahamkan apa yang diceritakan.
Tammatlah pujian hamba serukan,
Akhir dan awal hamba pohonkan,
Kalimat janggal harap maafkan,
Atau saja’nya juga dima’lumkan.
Sumber: Pandji Poestaka, No. 23, Th. I, 7 Juni 1923, hal. 19); terhimpun dalam Meneer Perlente – Antologi Puisi Periode Awal (Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2009)