Puisi: Telur Mata Sapi – Nirwan Dewanto

Nirwan Dewanto

—untuk Sigmar Polke

Hanya mata yang sudah menamatkan
Biru samudra mampu menimbang
Cangkang letih menggeletar ini.

Hanya jari yang pernah bersengketa
Dengan merah darah lancar meniti
Lengkung seperti punggung iblis ini.

Hanya jantung yang sesekali terperam
Di gudang bawah tanah patut mengasihani
Retakan yang menahan gelegak lendir ini.

Hanya lukisan yang rela ditumbuhi
Hijau lumut segera memisahkan
Telur perempuan dari telur api.

Hanya penyair yang tak juga selesai
Menjelajahi luasan putih akan berpahala
Lapar sejati di pusat kuning ini.

Tapi hanya lidah yang sungguh jenuh
Oleh garam pasti sanggup membuntuti
Puisi pipih gosong di dulang kosong ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.