Remmy Novaris D.M. (l. 1958)
Waktu yang Membeku
tak ada lagi yang bisa kau ingat
ketika kau menanggalkan tubuhmu
di sepanjang jalan raya kesunyian
kau biarkan malam merayumu
dan menghempasmu
dengan penuh kebinalan
untuk sekedar meraih yang hilang
tanpa kau perduli
jika tubuhmu telah tercabik kelam
dan terserak di sepanjang trotoar
dengan sejumlah nama jalan
tanpa sisa harga diri
untuk sekedar kau pertahankan
jika kau adalah seorang perempuan
dan kau pun mencoba membasuh
tubuhmu dengan puisi
yang aksaranya kau petik
dengan penuh keraguan
untuk sekedar meraih sepatah kata
yang tak pernah kau miliki
tapi semua kemudian terlepas
hangus tak tergenggam
karena kau tak tahu lagi
ke mana arah jalan pulang
sekali pun kau telah merapal doa
pada setiap langkah yang kau ayunkan
doa itu berdarah di sudut bibirmu
tanpa penyesalan mengalir di situ
maka aku melepasmu
dan membiarkan dirimu terengut
oleh keabadian kelam
karena aku bukan seorang pangeran
yang melangkah
di atas jejak-jejak impian
sekedar memberimu dongeng
tentang sekor kuda putih
yang dapat kau tunggangi
menuju alam kebebasan
sebab kau telah menggaris
dan merajah ramalan dari tangamu sendiri
yang kau asah dengan kesangsian
jika matahari tak pernah terbit dari timur
apalagi tentang embun yang berkilau
di pucuk-pucuk dedaunan serupa permata
kau menganggap itu adalah duka
yang menetes dari airmata malam
di mana tubuhmu terbaring oleh peluh
seperti seonggok daging di atas ranjang
yang akan membusuk dan berlendir
menjelang petang
yang ditinggalkan para pecundang
di mana aku mengambil peran yang sama
dari sebuah dunia yang maya
lalu menghilang di balik pintu fajar
dengan wajah-wajah bercadar
sebelum matahari membakar
kini telah kututup pintu itu
dan aku takkan pernah kembali
apalagi mengetuknya
dan menyapa namamu
sekali pun untuk melepas rindu
sebab waktu telah membeku
di mana aku harus berlalu….
jkt 2012
Sumber: Blog Remmynovaris.blogspot.co.id