Puisi: Yang Kau Panggil Namanya Sambil Berlari – Arif Fitra Kurniawan (l. 1985)

Arif Fitra Kurniawan (l. 1985)
Yang Kau Panggil Namanya Sambil Berlari

1
selintas kau mengintip etalase toko roti itu, toko yang lebih dewasa dari senja yang nila di persimpangan braga. langkahmu selalu terburu-buru membawa pulang jam kerja yang tak pernah me-merah-kan sabtu dan minggu untuk kepalamu agar tak sempat berhenti meski kau telah berusaha menjelaskan pada waktu berulangkali; sebentar saja. ijinkan aku mencatat tanggal kadaluarsanya. kau tahu tiap hari aku makin pelupa, tak mampu lagi mengingat bagaimana cara mengucap selamat hari libur bagi kesedihan. begitulah, tiap kali kau dengar rintih sandal karetnya, kau cuma bisa berbasa-basi kepada jejak kesepian paling sembunyi. aku tahu kepadanya kau ingin sekali menghibur.

2
pernah suatu kali, kau dapati ia terus-terusan memencet dan mencoba menghubungi nomor 0811220xxxx dari telepon genggamnya. selalu saja suara operator berbaris santun memberi jawaban, nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau di luar jangkauan. tapi ia yakin, kelak yang ia dan engkau rindukan akan mengerti, maka ia menelan telepon genggam itu, agar kelak jika bunyi nada dering menggetarkan dada ia tak perlu was-was akan luput menekan tombolnya. kau menyaksikannya sambil menangis di depan pintu. betapa mustahilnya mengembalikan waktu dan menjaga segala ingatan yang pernah erat memeluk tubuhnya-tubuhmu.

3
kau berjanji kepada tas cangklongmu yang disana terselip kotak makan dan sebotol air putih bekalmu bekerja, hari ini akan memasukkan tanggal 12 juni, bergulung kertas pita, lilin-lilin, dan perasaan gembira yang belum pernah terekam oleh suara. kau mengemudikan motormu dan membayangkan seseorang memelukmu dari belakang. atau sebaliknya, kau yang memeluknya di pinggang. sebab selama ini kau cuma memeluk kehilangan yang begitu aihnya. di dalam hati kau mengucap susunan namanya berkali-kali. ini rindu, mesti kupulangkan kemana? kau menggigil memeluk seluruh kegagalanmu di depan toko roti itu. kau ingin pulang berjalan kaki dan mengucap selamat datang kepada orang-orang yang kau temui setiap kali berpapasan.

Sumber: Jawa Pos, 5 Februari 2012

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.