Puisi: Tutupnya Kedai Kopi – Sabiq Carebesth (l. 1985)

Sabiq Carebesth
Tutupnya Kedai Kopi

Di meja itu — berwarna cokelat eboni
Kau sajikan gelas demi gelas
Hari demi hari dan tahun berganti
Peruntungan dan luka-lukaku
Telah mewarnai waktu
Lebih hitam dari hitam kopi yang kau saji
Menghitam pula meja-meja kafemu
Kaca jendela dan senja itu.

Kuceritakan pada anak gadisku
Tentang kuda-kuda yang melompat
Dari gelas-gelas kopiku
Senja yang tenggelam dalam pekatnya
Lagu-lagu dan ayat-ayat dusta
Apa yang tak sempat kuceritakan?
Luka jiwaku yang menggelegak
Duka jiwaku saban petang
Menunggu kekasihku yang hilang

“Mas, besok kafe tutup;
Selamanya!”

“Kekasihku belum datang!”
Dia tidak akan datang.

Malam itu jiwaku tambah pekat —
Menghitam
Segelas kopiku yang terakhir
Tak mengisahkan apa-apa

Segala berlalu — benar-benar usai
Tanpa kabar duka dan upacara
Kadang hidup demikian?

Kelak segala kan terbuang
Bersama segala yang datang
Dan tak pernah menanyakan
Segala duka masa silam

Hidup kadang hanya kenangan
Yang tak pernah lagi ditanyakan.

Selamat jalan
Bungkuskan segelas kopiku
Yang penghabisan —

25 April 2020

Sumber: FB Sabiq Carebesth (juga foto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *