A Muttaqin The Cracked Eggs Tirai panggung dibuka: dalam siluet remang sebutir telur berangsur retak menetaskan kunang-kunang menetaskan kunang-kunang. Tidak, tidak, itu bukan kunang-kunang mereka adalah tujuh pemuda gondrong kurus […]
A. Muttaqin
Puisi: Pernyataan Perkutut – A. Muttaqin
A. Muttaqin Bagaimana mungkin sang kutilang, burung penyair yang riang dan rajin sembahyang itu mengoceh di pucuk pohon cemara bahwa akulah yang menghasut burung puter dan derkuku. Tidak. Sebagai burung […]
Puisi: Pandangan Elang – A Muttaqin
A Muttaqin Bangsatlah para serigala yang mengajar perang kepada kabilah-kabilah satwa di hutan sana. Bangsatlah celeng-celeng yang mengajar rasa rakus kepada sekalian satwa yang gampang mampus oleh lapar Telah kutinggal […]
Puisi: Hari Penghabisan Letnan Dan – A. Muttaqin
A. Muttaqin Di pondok pelacur itu ia isap cerutu buntu. Di pondok pelacuran itu ia sesap candu keluh. lalu bernyanyi-nyanyi ia tentang buntung kakinya tentang buntung nasibnya tentang tititnya yang […]
Puisi: Burung Hantu – A. Muttaqin
A. Muttaqin Aku melihatmu terbang, melayang, tanpa beban. Sayap dan bulu bukan bagianmu tapi kelebatmu lebih ringkih dari buih dan mimpi. Aku mencintaimu sedalam malam, seluas insomnia, sebab kau wujud […]