• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Binhad Nurrohmat

Puisi: Abu Mayat John Lennon – Binhad Nurrohmat (l. 1976)

Posted on 28 Mei 202028 Mei 2020 by Editor

Binhad Nurrohmat (l. 1976) Abu Mayat John Lennon Tak mesti menangis saat bersedih. Tak ada yang mengaku bahagia atas kematian John di New York. Walau bukan teman sekalipun, seluruh dunia […]

Posted in Puisi Tagged Binhad Nurrohmat, Puisi Leave a comment

Puisi: Alienasi Perempuan Semua Orang – Binhad Nurrohmat (l. 1976)

Posted on 3 Mei 20203 Mei 2020 by Editor

Binhad Nurrohmat (l. 1976) Alienasi Perempuan Semua Orang Kisut bibirmu menggambar selaput cahaya, mengelupasdari sekujur laut pasang, hitamkan seluruh tanda.Tangan-tangan lelaki menulis surat cintadi pesisir basah dengan huruf-huruf besar.Di dahan […]

Posted in Puisi Tagged Binhad Nurrohmat Leave a comment

Puisi: Kuburan Imperium – Binhad Nurrohmat (l. 1976)

Posted on 3 Mei 20203 Mei 2020 by Editor

Binhad Nurrohmat (l. 1976) Kuburan Imperium 1/ Raja agung dijunjung dan jatuh kemudian. Berduyun pergi bangsawan tanpa pulang. Trah imperium dikulum takdir kekalahan. Lalu senyap dalam babad dan reruntuhan. Kafilah […]

Posted in Puisi Tagged Binhad Nurrohmat, Puisi Leave a comment

Puisi: Karantina, Cintaku – Binhad Nurrohmat (l. 1976)

Posted on 3 Mei 20203 Mei 2020 by Editor

Binhad Nurrohmat Karantina, Cintaku : istri Tak ada dosa jatuh di kota kita sekeras ledakan bom perang besar. Dari balik jendela kita menatap hujan serta memandang wajah kita di kaca. […]

Posted in Puisi Tagged Binhad Nurrohmat Leave a comment

Puisi: Lupa Daratan, 1 – Binhad Nurrohmat (l. 1976)

Posted on 14 Januari 20173 Mei 2020 by Editor

Binhad Nurrohmat Sepulang dari acara studi banding di luar negeri sekian lama koper pejabat itu sesak oleh-oleh buat keluarga dan pacarnya dan tak bawa apa-apa untuk rakyat yang telah mendanainya

Posted in Puisi Tagged Binhad Nurrohmat, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani