• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Deri Hudaya

Puisi: Wajah yang Lain – Deri Hudaya (l. 1989)

Posted on 8 Februari 20218 Februari 2021 by Editor

Deri Hudaya (l. 1989)Wajah yang Lain Terlalu lama aku tak melihat wajahmu… Di sini, di rumah-rumah petani, kemiskinan diterimaSebagai dalih untuk saling berkhianat dengan santaiDi jalan-jalan raya, di hari-hari besar, […]

Posted in Puisi Tagged Deri Hudaya, Puisi Leave a comment

Puisi: Mantra Pengantar Tidur – Deri Hudaya (l. 1989)

Posted on 8 Februari 20218 Februari 2021 by Editor

Deri Hudaya (l. 1989)Mantra Pengantar Tidur Setelah bersusah payah jadi sarjanapendidikan susastra akhirnya saya bisamembuat sebuah mantra sederhanayang tidak sempat saya ucapkan kepadapacar karena ia—puji Tuhan—terlalu cepat mati. Mantra ini […]

Posted in Puisi Tagged Deri Hudaya, Puisi Leave a comment

Puisi: Dewi Sri – Deri Hudaya (l. 1989)

Posted on 8 Februari 20218 Februari 2021 by Editor

Deri Hudaya (l. 1989)Dewi Sri Kau tidak mesti seluruhnya memahamiCabai yang tumbuh dalam dinginDan panasnya cakar matahari Kau pun tidak harus bertanya-tanya lagiMengapa pohon jati hanya ranggasSetiap tangan kemarau mengutip […]

Posted in Puisi Tagged Deri Hudaya, Puisi Leave a comment

Puisi: Jalan Yang Lain – Deri Hudaya (l. 1989)

Posted on 8 Februari 20218 Februari 2021 by Editor

Deri Hudaya (l. 1989) Jalan Yang Lain Banyak orang bergegas ke PalestinaMembawa senjata, doa, serta bendera-benderaAku hanya ingin melihat pucat wajahmu, CintakuDengan bekal sebuah puisi tentang anggur dan setangkai mawarMembayangkanmu […]

Posted in Puisi Tagged Deri Hudaya, Puisi Leave a comment

Puisi: Satu Malam Pandemi Sebelum Pulang – Deri Hudaya (l. 1989)

Posted on 1 Februari 20218 Februari 2021 by Editor

Deri Hudaya (l. 1989) Satu Malam Pandemi Sebelum Pulang Di halaman depan rumah kontrakanyang tidak mungkin terbayar lagidan jadi mirip neraka tapi belum bisaditinggal pulang malam ini, aku serahkandiriku pada […]

Posted in Puisi Tagged Deri Hudaya, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani