• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

ilda karwayu

Puisi: Paranggi Pergi – Ilda Karwayu (l. 1993)

Posted on 12 Agustus 202114 Agustus 2021 by Editor

Ilda Karwayu (l. 1993)Paranggi Pergi menggeser sedikit kesetiaanyang menghalangi sinar senangsenangsedang kulakukan ketika umbu landutak lagi menunggu di ambang kejujurankutapi terus saja                   sengaja mengeja: karena kesetiaanlah maka jinak matadan hati […]

Posted in Puisi Tagged ilda karwayu, Puisi Leave a comment

Puisi: Hunian Pengantin Baru – Ilda Karwayu (l. 1993)

Posted on 12 Agustus 202112 Agustus 2021 by Editor

Ilda Karwayu (l. 1993)Hunian Pengantin Baru /I/hunian di lahan mana yang cocok untuk kita?kita—yang embus sedari dulu dari surga—inikita—yang enggan naik ke sana lagi /II/sepetak ilmu pengetahuan di miring stigmatelah […]

Posted in Puisi Tagged ilda karwayu, Puisi Leave a comment

Puisi: Undangan Reuni – Ilda Karwayu (l. 1993)

Posted on 12 Agustus 202112 Agustus 2021 by Editor

Ilda Karwayu (l. 1983)Undangan Reuni puan lempar kedua matanya ke semak-semakhujan turun beramai-ramai, membawa doasemoga keduanya tumbuh jadi kembang kenop puan lari mencari senintapi titiktitik indranya butatak sanggup pulang ke […]

Posted in Puisi Tagged ilda karwayu, Puisi Leave a comment

Puisi: Terjebak Hujan di Dalam Rumah – Ilda Karwayu (l. 1993)

Posted on 11 Agustus 202112 Agustus 2021 by Editor

Ilda Karwayu (l. 1993)Terjebak Hujan di Dalam Rumah kita terjebak hujan di dalam rumah. kamuboleh beku seperti tahu yang lupa dipindahkandari bilik lemari pendingin paling atas. anak-anakakan memandanginya dengan mata […]

Posted in Puisi Tagged ilda karwayu, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani